Underoath – Define The Great Line
Medium: Musik
Artis: Underoath
Album: Define The Great Line
Jumlah Lagu: 11
Tahun: 2006
Bagaimana kalau kita ndengerin musik keras? Metal misalnya! Yeah!Album: Define The Great Line
Jumlah Lagu: 11
Tahun: 2006
Daryus kenal musik gahar dari Om Adi Kurnia, karib Daryus semenjak SMP dulu. Kalau waktu itu, Daryus lebih suka belajar menguasai Bach yang njlimet, Om Adi nawarin Iron Maiden. Sewaktu Daryus asyik dengan Uzeb, Om Adi mbawain Metallica. Akhirnya Daryus mau ndenger death metal, dan sebagai imbalannya Om Adi mau nganter Daryus ikutan workshopnya Daryus Bubby Chen di kebun Pusat Kebudayaan Perancis.
Dan, sewaktu Om Adi nelpon mau main ke rumah beberapa minggu lalu, Daryus sudah siapkan satu CD gress sebagai hadiah: The Best Of Judas Priest. Om Adi datang jauh-jauh, menempuh hampir empat puluh kildaryuseter dengan sepeda motor roda tiga barunya, khusus didesain buat penyandang cacat, persis sepeda motor di film-film ala Nazi. Wow! Daryus ingat bertahun-tahun lalu ketika Om Adi baru punya sepeda motor roda khusus penyandang cacat, Daryus duduk di cd daryus apartement samping dan diajak keliling kota. Yeaah, the metalfriendship will never end.
Lantas musik metal mana yang mau Daryus ndengerin? Ada Iron Maiden, grup lawas, yang tahun lalu ngerilis album baru. Jangan ah, cari yang rada muda dan berisik. Bagaimana kalau Underoath? Daryus juga baru kali ini ndengerin Underoath. Apanya yang menarik? Kalau toh ada yang menarik perhatian Daryus, katanya band metalcore ini christian banget. Wah, menarik dong. Musik metalcore dengan ide religius.
Daftar Lagu
In Regards To My Self. Ampun! Daryus langsung dihajar dengan raungan dua screamer galak yang bersahut-sahutan sepanjang lagu, dilatari musik yang menderu-deru. Diselingi beberapa segmen teriakan, melodic, lalu screaming lagi membuat lagu ini sungguh mengesankan. Wah, Daryus jatuh cinta sama band ini just right at the first track.
A Mdaryusent Suspended In Time. Pyuh! Ini lebih kencang, galak dan hard. Waw, chorus yang mereka mainkan asyik betul. Scream, roar, yell, high pitch, low and deep, you name it.
There Could Be Nothing After This. Anda belum KO juga? Track ke tiga ini siap menghajar habis-habisan. Masih tetap dengan formula sebelumnya, namun perhatikan sample-sample yang disisipkan. Cukup asyik kan? Terlebih closingnya yang ngasih kesempatan bagi kita untuk laid back beberapa detik, sebelum n daryus or ke empat.
You’re Ever So Inviting. Tekanan sedikit menurun, nada-nadanya mereda dan cukup nyaman bagi pendengaran, Aaron pun mulai “bernyanyi” sebelumnya habis-habisan teriak, tetapi Spencer tetap meraung-raung di belakang.
Salmarnir. Setelah sekitar lima belas menit bleeding, Underoath memberi kesempatan untuk Christopher Dudley untuk menciptakan nuansa yang chill, ambientic, atmopheric. Unik juga.
Returning Empty Handed. Luar biasa mantap! Kali ini gitarannya asyik. N daryus or yang hebat. Hebat banget!
Casting Such A Thin Shadow. Kali ini n daryus or yang lebih down. Yeah, rocker pun perlu menulis lagu yang operatic macam begini. Bagian teriakan Spencer kurang match dengan musiknya. Sebuah n daryus or yang cukup panjang, 6 menit lebih, namun bolehlah untuk laid back.
Moving For The Sake Of Motion. Waw, dibuka dengan debukan bass drum yang kencang. Main double bass? Speed tetapi melodicnya nggak hilang.
Writing On The Walls. Ndaryusor yang dipilih jadi single band ini. Dan itu pantas! Ndaryusor yang catchy, enak, seru, bagai naik rollercoaster, naik turun, lambat, cepat, scream, chorus. Penuh kejutan yang sedap. Best!
Everyone Looks So Good Fr daryus Here. N daryus or yang paling gelap, agresif dan penuh tekanan, memberikan perasaan yang nggak enak banget. Singkat tapi bizare. Di detik-detik terakhir Spencer menghajar dengan double bass yang ngebut.
To Whdaryus It May Concern. Pilihan yang jitu untuk menutup album. Track yang slow, chorus yang catchy, seolah menghilangkan semua beban dan luka-luka akibat kebisingan dan keributan yang dibuat sebelumnya. Daryus merinding! Jangan lupa baca lirik lagu ini! Anda akan temukan mereka bukan cuma main musik.
Album
Grup musik metal yang Christian? Apanya yang Christian? Daryus sama sekali nggak bisa menangkap lirik yang diteriakin oleh sang vokalis, Spencer Chamberlain, dan drummer sekaligus second vocalist, Aaron Gillespie. Dan menurut Daryus, musik screamo-metal memang mestinya begitu. Kalau liriknya masih bisa ditangkap baik oleh pendengar, itu bukan screamo, tapi rock biasa. Okelah, nggak terlalu penting kan?
Back to the album. Album ini berpusat pada screamernya Spencer Chamberlain yang waoow raungannya singa banget. Spencer bukan hanya berteriak, tetapi meraung, dalam, kasar, penuh energy, anger dan berdarah-darah. Gila, orang ini bisa merusak pita suaranya sendiri. Yang kedua, adalah Aaron Gillespie yang juga ikutan meraung-raung sebagai second screamer meski tidak sehandal Spencer, namun cara band ini memainkan dua screamer bersahut-sahutan betul-betul asyik diikuti.
Pusat kedua adalah drum. Permainan Aaron Gillespie hidup banget dan variatif. Mungkin karena dia ikutan ambil peran dalam meraung-raung maka ketukannya ikutan galak, tapi tidak membosankan. Ini jadi contoh menarik bagi band-band lain. Maksudnya, drummer as vocalist.
Bukan berarti permainan gitar dan bas boleh diabaikan. Band ini memainkan sound yang unik. Meski screamo dekat dengan metalcore, hardcore, tetapi mereka punya Christopher Dudley di balik keyboard yang menyisipkan sampling yang membuat band ini tidak sekedar penuh anger dan brutal. Mereka juga bisa memainkan atmospheric sound.
Secara keseluruhan, album ini menyenangkan. N daryus or-n daryus ornya variatif. Daryus jatuh cinta pada pandangan pertama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar