Senin, 30 Januari 2012

underroath


Underoath – Define The Great Line

Medium: Musik
Artis: Underoath
Album: Define The Great Line
Jumlah Lagu: 11
Tahun: 2006
Bagaimana kalau kita ndengerin musik keras? Metal misalnya! Yeah!
Daryus kenal musik gahar dari Om Adi Kurnia, karib Daryus semenjak SMP dulu. Kalau waktu itu, Daryus lebih suka belajar menguasai Bach yang njlimet, Om Adi nawarin Iron Maiden. Sewaktu Daryus asyik dengan Uzeb, Om Adi mbawain Metallica. Akhirnya Daryus mau ndenger death metal, dan sebagai imbalannya Om Adi mau nganter Daryus ikutan workshopnya Daryus Bubby Chen di kebun Pusat Kebudayaan Perancis.
Dan, sewaktu Om Adi nelpon mau main ke rumah beberapa minggu lalu, Daryus sudah siapkan satu CD gress sebagai hadiah: The Best Of Judas Priest. Om Adi datang jauh-jauh, menempuh hampir empat puluh kildaryuseter dengan sepeda motor roda tiga barunya, khusus didesain buat penyandang cacat, persis sepeda motor di film-film ala Nazi. Wow! Daryus ingat bertahun-tahun lalu ketika Om Adi baru punya sepeda motor roda khusus penyandang cacat, Daryus duduk di cd daryus apartement samping dan diajak keliling kota. Yeaah, the metalfriendship will never end.
Lantas musik metal mana yang mau Daryus ndengerin? Ada Iron Maiden, grup lawas, yang tahun lalu ngerilis album baru. Jangan ah, cari yang rada muda dan berisik. Bagaimana kalau Underoath? Daryus juga baru kali ini ndengerin Underoath. Apanya yang menarik? Kalau toh ada yang menarik perhatian Daryus, katanya band metalcore ini christian banget. Wah, menarik dong. Musik metalcore dengan ide religius.
Daftar Lagu
In Regards To My Self. Ampun! Daryus langsung dihajar dengan raungan dua screamer galak yang bersahut-sahutan sepanjang lagu, dilatari musik yang menderu-deru. Diselingi beberapa segmen teriakan, melodic, lalu screaming lagi membuat lagu ini sungguh mengesankan. Wah, Daryus jatuh cinta sama band ini just right at the first track.
A Mdaryusent Suspended In Time. Pyuh! Ini lebih kencang, galak dan hard. Waw, chorus yang mereka mainkan asyik betul. Scream, roar, yell, high pitch, low and deep, you name it.
There Could Be Nothing After This. Anda belum KO juga? Track ke tiga ini siap menghajar habis-habisan. Masih tetap dengan formula sebelumnya, namun perhatikan sample-sample yang disisipkan. Cukup asyik kan? Terlebih closingnya yang ngasih kesempatan bagi kita untuk laid back beberapa detik, sebelum n daryus or ke empat.
You’re Ever So Inviting. Tekanan sedikit menurun, nada-nadanya mereda dan cukup nyaman bagi pendengaran, Aaron pun mulai “bernyanyi” sebelumnya habis-habisan teriak, tetapi Spencer tetap meraung-raung di belakang.
Salmarnir. Setelah sekitar lima belas menit bleeding, Underoath memberi kesempatan untuk Christopher Dudley untuk menciptakan nuansa yang chill, ambientic, atmopheric. Unik juga.
Returning Empty Handed. Luar biasa mantap! Kali ini gitarannya asyik. N daryus or yang hebat. Hebat banget!
Casting Such A Thin Shadow. Kali ini n daryus or yang lebih down. Yeah, rocker pun perlu menulis lagu yang operatic macam begini. Bagian teriakan Spencer kurang match dengan musiknya. Sebuah n daryus or yang cukup panjang, 6 menit lebih, namun bolehlah untuk laid back.
Moving For The Sake Of Motion. Waw, dibuka dengan debukan bass drum yang kencang. Main double bass? Speed tetapi melodicnya nggak hilang.
Writing On The Walls. Ndaryusor yang dipilih jadi single band ini. Dan itu pantas! Ndaryusor yang catchy, enak, seru, bagai naik rollercoaster, naik turun, lambat, cepat, scream, chorus. Penuh kejutan yang sedap. Best!
Everyone Looks So Good Fr daryus Here. N daryus or yang paling gelap, agresif dan penuh tekanan, memberikan perasaan yang nggak enak banget. Singkat tapi bizare. Di detik-detik terakhir Spencer menghajar dengan double bass yang ngebut.
To Whdaryus It May Concern. Pilihan yang jitu untuk menutup album. Track yang slow, chorus yang catchy, seolah menghilangkan semua beban dan luka-luka akibat kebisingan dan keributan yang dibuat sebelumnya. Daryus merinding! Jangan lupa baca lirik lagu ini! Anda akan temukan mereka bukan cuma main musik.
Album
Grup musik metal yang Christian? Apanya yang Christian? Daryus sama sekali nggak bisa menangkap lirik yang diteriakin oleh sang vokalis, Spencer Chamberlain, dan drummer sekaligus second vocalist, Aaron Gillespie. Dan menurut Daryus, musik screamo-metal memang mestinya begitu. Kalau liriknya masih bisa ditangkap baik oleh pendengar, itu bukan screamo, tapi rock biasa. Okelah, nggak terlalu penting kan?
Back to the album. Album ini berpusat pada screamernya Spencer Chamberlain yang waoow raungannya singa banget. Spencer bukan hanya berteriak, tetapi meraung, dalam, kasar, penuh energy, anger dan berdarah-darah. Gila, orang ini bisa merusak pita suaranya sendiri. Yang kedua, adalah Aaron Gillespie yang juga ikutan meraung-raung sebagai second screamer meski tidak sehandal Spencer, namun cara band ini memainkan dua screamer bersahut-sahutan betul-betul asyik diikuti.
Pusat kedua adalah drum. Permainan Aaron Gillespie hidup banget dan variatif. Mungkin karena dia ikutan ambil peran dalam meraung-raung maka ketukannya ikutan galak, tapi tidak membosankan. Ini jadi contoh menarik bagi band-band lain. Maksudnya, drummer as vocalist.
Bukan berarti permainan gitar dan bas boleh diabaikan. Band ini memainkan sound yang unik. Meski screamo dekat dengan metalcore, hardcore, tetapi mereka punya Christopher Dudley di balik keyboard yang menyisipkan sampling yang membuat band ini tidak sekedar penuh anger dan brutal. Mereka juga bisa memainkan atmospheric sound.
Secara keseluruhan, album ini menyenangkan. N daryus or-n daryus ornya variatif. Daryus jatuh cinta pada pandangan pertama.

BIOGRAPHY SCREAMING FACTOR


SCREAMING FACTOR
Screaming Factor
At the end of March 1997 SCREAMINGFACTOR [SF] was formed in the city of Malang - Indonesia with it's initial formation Evi [vocals], Harry [vocals], Yoyok [guitar], Andre [bass], and Lucky [drums]. Earlier in their career, SF's concept was more Oldschool hardcore / punk, and often covered songs by Sick Of It All, 25 Ta Life, and Vision of Disorder. In 1999, SF released their first single, We Born In Pain, for a local compilation album titled For The Truth [Youth Frontline Records]. Then in early 2000, they re-record their single, Wake Up. The single was included in the compilation We Born With Pain [Never End Records]. After a periode of hiatus and some member changes, eventually with the formation of Novi [vocals], Udin [guitar], Yoyok [guitar], Adon [bass] and Ayok [drums], the band re-record a demo song The Fire That Burns In My Heart in Nero studio [Malang]. The song was included in Solidrock Magazine # 3 [2004] sampler CD and became the soundtrack of an independent film, Jana [2005]. At the end of 2005, SF finally released their debut album under Fukyu Records. Self-titled release was marketed all over Indonesia through independent channels, and gained positive public response . Since this album, their music has shifted towards the metal realm. Arrangements becomes more complex and progressive. The intensity of punk / hc wild welcomes the rock-metal, mathcore, metalcore, to post-hardcore feel. Their single, The Fire That Burns In My Heart was also included in a national compilation, Rock Without Limits [Dapross Records, 2007]. TRAX magazine in its metal issue [January 2006] put them as one of 15 Indonesian bands capable of defining heavy metal in the 21st century. SCREAMINGFACTOR has gone through various types and scales shows and stages in the city of Malang, Sidoarjo, Surabaya, Blitar, Solo, Yogyakarta, to Denpasar. They've also shared the stage with Extreme Decay, Keramat, Antiphaty, Primitive Chimpanzee, Begundal Lowokwaru, Brigade 07, Breath of Despair, Crucial Conflict, Moment of Pain, Mortal Combat, Hands Upon Salvation, / RIF, Burgerkill, Beside, Seringai to Efek Rumah Kaca. After recording of their new material in early 2008, Adon [bass] left the band and was replaced by Harry [ex Kimono]. SF have opened for foreign bands such as SOL [Germany] and Ingrowing [Czech], and Walls of Jericho [USA] in Malang. In mid 2008, SCREAMINGFACTOR released a mini-album titled Welcome Pieces, released digitally via ReloadYourStereo, a project by Apokalip.com netlabel. SF's progress started to attain public's and national media's attention. Rolling Stone magazine referred to them as one of the Bands To Watch in Malang Rock Trip, a special article [February 2009 issue]. SCREAMINGFACTOR was also selected as one of the Indonesian rock band which was featured in Hai Star magazine - metalcore edition - where their single, Welcome Pieces was also included in the edition's CD sampler. SF then joined in the Tribute To Koil; Kami Percaya Kaupun Terbakar Juga compilation project produced by Bakar Collective [Bandung] and was released digitally by RYS / Apokalip in June 2009. In this compilation, SF covered an old Koil track, Ini Semua Hanyalah Fashion. SF had also appeared In events such as Allegiance To Metal Tour 2009 with Pshycroptic (Aussie), Burgerkill, Nemesis (Bdg), Anorma (MLG), Killharmonic (KDR). Currently SCREAMINGFACTOR is working on new materials for their next album which is planned to be released in 2011. They are also intensely seeking and openning opportunities for producers or record labels that will whole-heartedly go side-by-side with SF in producing this next album ...

TCUKIMAY
Tcukimay
TCUKIMAY adalah salah satu band THRASHPUNK yang berasal dari kota bandung, jawa barat, Indonesia. Penggunaan dari kata TCUKIMAY sendiri, ”BUKAN ARTI SEBENARNYA” seperti yang diketahui khalayak masyarakat Indonesia pada umumnya. Namun kata TCUKIMAY menurut kami mempunyai artian tersendiri yaitu ungkapan ketidakpuasan dan kekecewaan terhadap berbagai sistem dan aturan atau pakem yang sudah ada, terutama dalam hal bermusikalitas!! Dibentuk pada tahun 1999 dengan formasi awal 5 orang, seiring waktu mengalami beberapa perubahan, dan semenjak tahun 2006 hingga kini menjadi 4 orang yaitu : lookass (vocal), cuky (bass & back vocal), ndih slayer (guitar), ikiss (drum). Dalam bermusik TCUKIMAY tetap peka dan peduli akan budaya lokal, karena kesadaran akan keberagaman budaya di Indonesia, terutama dalam hal musikalitas. salah satunya adalah berkarya dan berkolaborasi dengan sejumlah musisi tradisi seperti iman zimbot (dari SMKI), mang ayi (tarompet sunda dari subang), tatang (spesialis kendang sunda) dan sejumlah musisi tradisi lainnya. Hingga kini TCUKIMAY sendiri terus membuka diri untuk bereksplorasi dengan berbagai bentuk budaya, tanpa batasan geografis dengan tetap mempertahankan dan menjaga idealisme thrashpunk itu sendiri. Dengan semangat menghargai perbedaan dan keberagaman, tetap menjalin persaudaraan dan kebersamaan.
 FANS COMMENTS

BIOGRAPHY BURGERKILL


BURGERKILL
Burgerkill
Originating from Bandung, West Java, Burgerkill were formed in 1995 and have been continually shaping the underground metal scene in Indonesia ever since. For 14 years Burgerkill have consistently been in the spotlight as a force to be reckoned with in Indonesian metal, from writing compositions for movie soundtracks to the successful publication of autobiographic novels. Their first album, 'Dua Sisi', demonstrates the band's beginnings as a leaning towards a predominantly 'Hardcore Metal' and was well received within the underground metal community. With their second album 'Berkarat' and their most recent 'Beyond Coma and Despair' Burgerkill have found their foot-hole and developed a style of their own. Burgerkill set the standard for live metal performances in Indonesia, and have always been a clear cut above the rest. What you hear on the album is what you get live - no disappointments. Their style and level of performance are incomparable to anything previously seen or heard in Indonesia. Burgerkill have become veterans of the metal stage as they are regularly supporting International metal acts touring Indonesia such as The Black Dahlia Murder, As I Lay Dying, and Himsa. Burgerkill is a dynamic composition of talented musicians who have all individually featured as prominent influences within Indonesia's underground metal milieu. With Vicky on vocals, Ebenz on guitar, Ramdan on bass, Andris on drums, and Agung on guitar, the result is a lethal combination of musicians who, as if by instinct, produce a most rancorous sound that leaves you feeling downright butchered. Self produced and Burgerkill's most recent album, 'Beyond Coma and Despair' has been tagged by Rolling Stone Magazine as 'One of the best albums of the year' (2006). The sound exhibited on this album is brutal and violent. All throughout this turbulent, provocative album it is as if Burgerkill grab you by the head and smash you to the wall, yet you find yourself still smiling and thoroughly enjoying this merciless invasion of noise. It is masochistic to the core. There is nothing mediocre about the album Burgerkill attack each song with great ferocity. 'Beyond Coma and Despair' is a unique album in that each song churns out a colossal sound, delivering to the listener an unrelenting assault on the eardrums. 'Beyond Coma and Despair' more than proves with absolute certainty that Burgerkill will reign eternal in the metal world.

BIOGRAPHY CRANIAL INCISORED


CRANIAL INCISORED
Cranial Incisored
Born in Jogjakarta (Indonesia) on Mei'98, that's from the merger of two bands, UNSCARED (Halim and Sam) and V.O.I (Voice of Incorruptibilis - Candra and Fads). After doing jam-session for many times they agree to unite in Cranial Incisored (CI) with first formation : Candra (voc) – Sam (bas) – Halim (guitar) – Fads (drums). July 1999 Cranial Incisored finished their first demo/promo tape that's called "My Sperm In Vain".
September 1999, Sam (bas) out from CI 'cause he not support/serious with CI. Komeng take his position on bass (March 2000). On Jully 2000 position vocals have change. Candra out cause he very busy withhis work and soon Wawan take that position.
Position Komeng on bass, replace by Mal on June 2001. Nov - Dec 2001 CI finished their second demo /promo "The Experimental Minds of Instability to Shock Your Therapy System", contains 3 new killer songs and 2 songs from demo "My Sperm in Vain" with new arangement and recording.
In Januari 2003, new vocalist, Didit (Traumatized, Sherlock Holmes) came take Wawan's position. On June 05 2003, CI start recording for 1st album "Rebuild:The Unfinished Interpretation Of Irrational Behavior", contains 14 songs, recorded at Avila Studio, Jogjakarta. The work of recording and mixing during on june - july, and mastering at Vision Studio (Jakarta) by Jefray Arwadi (KEKAL). The album released and distributed in Indonesia (on tape format) by Metal Ground Recs. Release date December 01 2003. Since September 2003 we use Roy (Death Vomit) for drums, cause Fads must work in other city.
On December 2005, USA Label - Malicious Intent Records interest to re-release 1st album " Rebuild:The Unfinished Interpretation Of Irrational Behavior " on CD to distributed all over the world (international). The CD was released on June 06 2006. When the cd was on process released, the band have something member change, on drum position Roy changed by Obet (Zoo/Meva), and 2nd album “Lipan’s Kinetic” already release now. For Indonesia release via Hellavila Records (09 Sept 09), and international release via Symphonic Blast Productions (MY), soon will release too via BVT Records (South Korea).

BIOGRAPHY GODLESS SYMPTOMS


GODLESS SYMPTOMS
Godless Symptoms
GODLESS SYMPTOMS ( G.SS ) sebuah catatan perjalanan
Band ini terbentuk pada September 2003 oleh baruz-vox, tommy-guitars, wanda-bass dan koca-drums. Membentuk band ‘straight forward’ adalah tujuan kami pada awal nya, walaupun kami tidak pernah tahu akan dibawa kemana arah musik band ini nantinya. karena kami banyak menggabungkan banyak unsur, mulai dari musik rock, reggae, metal, punk, hardcore, death metal kami combine jadi satu. Band-band seperti anthrax, bad religion, radiohead, napalm death sampai bob Marley adalah diantara sekian banyak influence band kami dalam menciptakan karya-karya kami. Hari, bulan dan tahun berganti, demikian pun drummer kami koca yang mengundurkan diri pada juni 2004 dan memilih berkonsentrasi pada kuliah, sehingga kami pun sering berganti-ganti drummer untuk memilih yang cocok secara individu dengan 3 orang yang tersisa, karena hal itu sangat berpengaruh untuk kelangsungan band kami nantinya. Dadang (faceless) dan papay (cabe rawit) adalah diantaranya. Dengan dadang kami sempat merekam 12 lagu G.SS di studio workhouse di daerah cijerah-bandung barat dan ikut di beberapa kompilasi diantaranya kompilasi miller beer, kompilasi mempetisi langit, kompilasi beyond good, evil and us, dan juga kompilasi millions sound. Pada oktober 2005 dadang pun mengundurkan diri dan berkonsentrasi dengan band melodic nya yaitu faceless. Sempat kami bingung selepas Dadang dari band kami, tapi untung saja hal ini tidak berlangsung lama karena teman kami Goestie dari band ommerta mau membantu kami. Dan tidak lama setelah itu, kami merekam 4 materi lagu baru kami masih di studio workhouse pada April 2006.
Setelah banyak melakukan pertunjukkan untuk bersenang-senang dan terus mengenalkan band kami, akhirnya pada bulan juli 2007 kami mengeluarkan debut album kami setelah penantian yang begitu lama dan budget yang mencukupi tentunya, karena kami merilis debut album kami dengan kocek kami sendiri dan die trying recs adalah nama records label yang paling pantas dengan semua yang telah kita perjuangkan sejauh ini. Nama album untuk debut album kami, kami beri nama CROSSOVER, karena kami tidak ingin terpatok pada satu genre dan ingin terus mengekplorasi apa yang kami suka dalam menciptakan karya-karya kami. Ada 10 lagu yang kami rilis di debut album ini, banyak hal yang kami teriakkan disini, mulai dari persahabatan, pengkhianatan, cinta, kehidupan dan kematian. Kami hanya berusaha jujur dengan apa yang kami jalani walaupun dengan imajinasi tertinggi sekalipun.Semoga rilisan ini memberi napas segar bagi para penikmat musik dimanapun, sebagaimana yang kami nikmati, kami rasakan dan kami jalani.
Setalah rilisan ini beredar di pasaran pada juli 2007,kami mulai merambah panggung-panggung di dalam dan di luar kota bandung, pada awal 2009 masuklah Dicky untuk mengisi posisi gitar ke 2 di band ini, kami mulai menggarap banyak sekali materi-materi lagu baru, dengan masuk nya Dicky ke band ini, juga memberikan warna yang berbeda dari materi album kami yang pertama. Materi-materi baru untuk album kami selanjutnya lebih heavy, fast, dan lebih metal dari sebelumnya, tanpa menghilangkan benang merah musik kami di godless symptoms, yaitu thrash metal hardcore. Di akhir tahun 201

BIOGRAPHY DOWN FOR LIFE


DOWN FOR LIFE
Down For Life
Bermula dari kesukaan terhadap musik cadas yang hangar bingar, DOWN FOR LIFE terbentuk pada awal 2000. Beberapa individu yang sebelumnya terlibat dalam kelompok band lain, seperti Sabotage ( Yogyakarta ), dan band HC / punk kota Solo seperti Apoticore, Underdog, dan Full Stricken; kemudian membentuk DOWN FOR LIFE.
Dengan formasi awal Stephanus Adjie memegang kendali vokal, sebagai founder band bersama Anang Farid a.k.a Achenk pada drum, kemudian mengajak beberapa teman; Ahmad Azhari a.k.a Jojo sebagai bassis dan memakai satu gitaris Imam Santoso. Pada awalnya sangat terpengaruh band – band Lost and Found seperti Backfire! maupun band – band NYHC seperti Madball, Agnostic Front maupun 25 Ta Life. Namun karena kesibukannya Achenk mengundurkan diri meski sampai sekarang masih terlibat dalam band terutama pada divisi merchandise. Kemudian kembali pada basic root nya yang lebih condong ke metal, terutama ketika seorang drummer kawakan , Doddy PDD, yang sebelumnya bermain bersama Traxtor, Brutal Corpse dan Broken Hell bergabung dan mengeser posisi Achenk untuk bermain gitar. Dengan formasi berlima dan pengaruh band – band metalcore seperti Killswitch Engage, Chimaira, Unearth, All Out War, Converge, bisa dikatakan bahwa DOWN FOR LIFE adalah band hardcore yang memainkan metal.
Individu yang terlibat dalam band ini bisa dikatakan hampr tidak pernah mengalami perubahan berarti. Semua individu sampai saat ini masih berkecimpung didalamnya meski tidak berada dalam divisi musik. Hal ini menunjukan bahwa DOWN FOR LIFE bukan saja sebuah band tapi adalah keluarga yang mempunyai komitmen visi dan misi yang sama namun tidak terikat.. Untuk beberapa saat berjalan dengan formasi berempat, kemudian setelah sempat dibantu beberapa gitaris seperti Andreas Oky a.k.a Gembus dari Mock Me Not dan Novi Koploh dari The Rival, akhirnya mendapatkan gitaris tetap yaitu Sigit Santoso dari Full Stricken dan xCorrupshiTx, juga adik kandung dari Imam untuk melengkapi formasi DOWN FOR LIFE.
Lebih dari 50 gigs dijajal dari event kecil sampai event besar, baik di kota Solo dan sekitarnya atau juga di kota lain seperti Jakarta, Yogyakarta, Malang, Semarang, Kudus, dan lain-lain. Berada dalam satu panggung dengan band lain baik dalam genre yang sama maupun genre yang lain. Dengan kerja tim dengan dukungan kerja crew yang maksimal, DOWN FOR LIFE mampu menyuguhkan performance dan sound yang liar.
Tentu ditunjang dari pengalaman individunya dengan latar belakang sebelumnya. Band ini menjadi salah satu band momok yang ditakuti kuping – kuping mainstream dan band yang selalu ditunggu oleh penggila musik cadas di kota Solo.
Sebuah band membutuhkan manajerial penanganan yang profesional sesuai kapasitasnya dan kebutuhan band tersebut. DOWN FOR LIFE sebelumnya dikelola oleh band sendiri, tapi setelah hampir berjalan 2 tahun, mereka bergabung dalam manajemen Dapross Conspiracy. Sebuah kemajuan berarti dengan makin tertatanya jadwal konser dan bentuk promo